Saturday, September 7, 2013

TENTANG BIDADARI

Saat Itu,...
Aku hanyalah bocah ingusan
Dengan segala keluguan dan ketidaktahuan
Tentang makna Cinta dan Keindahan
Yang kagum dengan kisah para guru
Tentang Bidadari bermata jeli
Seperti yang Tuhan ceritakan dalam kitab suci
Tentang para Bidadari surgawi
Yang pancaran sinarnya
Sanggup redupkan Mentari Bumi
Yang wangi air ludahnya saja
Sanggup harumkan ruang semesta
Yang keelokannya, tidak akan pernah bisa terbayangkan


Dan kini,...
Aku tetap hanyalah jiwa bocah
Yang terperangkap dalam raga dewasa
Dengan segala kebodohan dan ketidaktahuan
Tentang cara mempersembahkan Cinta dan Keindahan
Pada Bidadari dunia, yang tuhan anugrahkan
Untuk jadi bagian dari hidupku


Tapi aku berharap,...
Dialah Bidadari duniaku kini
Dia jua lah Bidadari surgaku nanti

Thursday, August 1, 2013

Cerpen : JANJI TERAKHIR

"Apa mungkin ini firasat kurang baik " Seolah aku bertanya pada diriku sendiri, entah apa yang jadi penyebabnya, sejak pagi tadi, perasaanku rasanya tidak karuan, sudah kucoba untuk mengabaikannya, tapi tetap saja, perasaan gelisah itu tidah mau beranjak dari hatiku.

Bahkan saat tadi di tempat kerja , aku benar - benar tidak bisa menfokuskan fikiranku pada pekerjaan, untunglah, mbak Dewi ( kepala kasir, sekaligus orang yang bertanggung jawab di Toko swalayan tempat aku bekerja ), memberiku izin untuk pulang lebih awal,

" Iya gak apa -apa, kamu pulang aja Rin,...Wajah kamu kelihatan pucat, sebaiknya kamu segera periksa ke Dokter, takutnya kenapa - napa "  Jawaban perempuan berpostur tubuh agak pendek, yang memiliki kulit putih mulus itu, ketika aku memohon izin pulang.

"Apa perlu ada yang mengantar Rin,?" Tambahnya lagi, menawarkan niat baik.

"Oh gak usah mbak,..Saya cuma merasa aga pusing aja ko!", jawabku
Ia hanya tersenyum sambil menganggukan kepala, tanda mengerti.


*******

Baru saja kurebahkan tubauhku di kursi yang ada di ruang tamu, tiba - tiba pintu depan terdengar ada yang mengetuk dari luar beberapa kali, diikuti suara ucapan salam, kupaksakan tubuh lunglaiku untuk bangkit, setengah kuseret kedua kakiku untuk melangkah ke arah pintu.ternyata, seorang laki - laki berbadan tegap, berambut pendek, dengan setelan jaket kulit warna hitam dan celana Blue jeans, sedang berdiri menunggu, ia manggut  kepadaku, ketika aku bukakan pintu, tapi detak jantungku tiba -tiba berdetak lebih kencang ketika aku melihat kepada laki -laki berambut cepak dan memakai seragam Polisi lengkap, yang berdiri di belakang  laki -laki tadi. wajar saja jika aku merasa kaget, karena seumur hidup mungkin baru kali ini ada polisi yang bertamu kerumahku, "ada keperluan apa gerangan " kataku dalam hati

"selamat siang Bu,....!!" sapa laki - yang masih berdiri di depanku, seperti sengaja menyadarkan aku yang hanya mematung karena terkesima.

" Oh se, selamat siang juga pak,...silahkan masuk pak " akhirnya akupun tersadar, dan mempersilahkan kedua tamuku itu masuk, setelah kami bertiga duduk diruang tamu, laki -laki yang memakai jaket memulai membuka pembmbicaraan tanpa menunggu aku bertanya maksud kedatangan mereka,

" sebelumnya saya minta maaf jika kedatangan kami membuat ibu merasa kaget, saya Joko dan ini teman saya bambang, kami dari kepolisian " kata tamuku itu memperkenalkan diri, akupun menanggapinya hanya dengan menganggukan kepala sambil kupaksakan untuk melontarkan senyuman, mekipun sebenarnya hatiku masih tidak karuan karena rasa kaget becampur aduk dengan rasa penasaran.

"Begini,  ibu maksud kedatangan kami kesini karena kami menerima pengaduan dari seseorang, dan alamatnya kalau kalau tidak salah sesuai dengan alamat ini, apa benar ini alamat ibu, kalau benar ibu ini siapanya pak Ilham,..dan sekarang pak Ilhamnya berada dimana,..."  Duuk,...rasanya seperti ada yang menumbuk pada ulu hatiku, ketika anggota polisi dihadapanku mencecarku dengan berbagai pertanyaan seolah sedang mengintrogasiku, terlebih ketika nama suyamiku mereka sebut,

Aku tidak segera menjawab pertanyaan tamuku itu, dengan tangan gemetar karena tidak sanggup lagi menyembunyikan perasaanku, aku mengambil selembar kertas putih ukuran A4 yang di sodrkan anggota polisi yang baru saja mengintrogasiku, aku lihat dan aku baca tulisan di kertas itu, isinya nama suamiku berikut alamat lengkap rumahku, juga ana nama perusahaan tempat suamiku bekerja selama ini di sertai alamat lengkapnya,

kucoba untuk menguasai diriku sebisaku, dengan menarik nafas panjang beberapa kali, kemudian aku coba untuk memberi jawaban semua pertanyaan mereka
" Iya pak,,,betul sekali ini alamat saya, sesuai dengan yang tertulis di sini, saya Rina, isterinya mas Ilham, tapi kalau bapak menanyakan keberadaan suami saya sekarang, setahu saya suami saya masih belum pulang, karena dia bekerja di luar kota, dan biasany setiap sebulan sekali dia suka pulang tapi sudah tiga bulan terakhir ini, dia belum pulang terakhir dia menghubungi saya sekitar tiga minggu yang lalu, di telponnya dia bilang belum bisa pulang karena masih sibuk dengan pekerjaannya,  dan alamat yang di bawah ini adalah nama perusahaan tempat suami saya bekerja dan alamat lengkapnya " Aku membeberkan semua yang aku tahu tentang keberadaan suamiku  pada kedua tamuku, mendengar semua penjelasanku mereka berdua mengangguk tanda mengerti.

"Memang sebenarnya ada masalah apa ya pak dengan suami saya? "  pertanyaan itu terlontar begitu saja dari bibirku, mungkin karena rasa penasaran yang sudah menggunung dalam dadaku dan hampir tidak sanggup untuk aku pendam lagi.

" Begini bu,...Berdasarka pengaduan dari pihak perusahaan tempat suami ibu bekerja, katanya selama setahun terakhir ini suami ibu sudah menggelapkan uang perusahaan sekitar Rp 75 000 000, dan sudah sekitar tiga bulan suami ibu meninggalkan perusahaan tempat dia bekerja "

Mendengar penjelasan anggota polisi tersebut, pandanganku tiba -tiba berubah gelap, tubuhku terasa lemas seperti semua tulang -tulangku rasanya seperti copot dari persendiannya, hatiku benar -benar remuk, aku tidak punya tenaga lagi meski sekedar untuk menegakan kepalaku, sedangkan kedua kedua tamuku itu, untuk beberapa saan hanya diam, sambil memandangku dengan tatapan iba.

Setelah mereka melihatku mulai bisa menguasai diriku sendiri, merekapun pamitan " Sekali lagi kami minta maaf, mungkin untuk saat ini cuma itu, informasi yang kami butuh kan dari ibu, kami mohon pamit tapi kalau nanti ada informasi lain perihal suami ibu, kami harap ibu bersedia menghubungi kami " Kata laki -laki yang memakai seragam polisi yang dari sejak datang hanya diam mendengarkan percakapan kami dengan kawannya, sambil mengasongkan selembar kartu nama, akupun menerima dan menaruhnya di atas meja di depanku.

Seusai mengantarkan kedua laki -laki yang mencari tahu keberadaan suamiku itu, sampai depan rumah ku hempaskan kembali tubuhkudi atas kursi, air bening itu terus meleleh dari sudut -sudut mataku, tidak sanggup aku hentikan, ada rasa sakit yang menyeyet -nyatat hatiku yang terasa sudah hancur berkeping -keping,
" mas Ilham kenapa mas tega berbuat seperti ini kepadaku, apa salahku, kurang apa aku yang selama ini selalu berusaha menerima dan selalu memaafkan setiap kesalahan yang kamu lakukan padaku " gumamku dalam batin, fikiranku melayang teringat kembali janji -janji manis pria tinggi berwajah tampan dengan rambut sedikit bergelombang, janji -janjinya begitu indah, bak keindahan warna warni pelangi yang membuat hatiku terlena dan menumbuhkan harapa -harapan tentang kebahagian yang aku idamkan dalam hidupku, sampai kemudian dia resmi jadi suamiku, perlahan aku mulai mengenal bagaimana sifat mas ilham yang sebenarnya, jaji hanyalah tinggal janji, semakin sering ia berjaji semakin sering juga aku harus menerima getirnya kekecewaan karena janji yang teringkari.

dua tahun sudah usia pernikahan kami, sekalipun aku tidak pernah mengeluhkan tentang suamiku, malahan aku berusaha sebisaku untuk menutupi setiap kesalahan suamiku kepadaku dari kedua orang tuaku karena bagaimanapun dia adalah suamiku, aku tidakj ingin ada orang yang memandang jelek kepadanya termasuk kedua orang tuaku, meskipun itu kenyataannya, tidah habis fikir, di pakai buat apa uang sebanyak itu oleh suamiku, bukankan dari pertama kali kami berumah tangga aku tidak pernah menuntut banyak pada suamiku, terutama urusan materi, aku hanya menerima apa yang ia beri, itupun tidak lebih dari setengah gaji suamiku, akupun tidak pernah merasa keberatan apalagi sampai mengeluhkannya, karena beban rumah tangga kami memeng belum terlalu berat, tidak perlu membayar biaya sewa rumah karena karena kami masih numpang di rumah kedua orang tuaku, sesuai keinginan mereka, alasannya biar ada teman karena ketiga kakak -kakakku sudah pada punya rumah sendiri, kami juga belum harus menanggung beban anak, karena memang sudah jadi kesepakatan kami sejak awal pernikahan kami, untuk tidak punya anak dulu sampai keadaan rumah tangga kami agak sedik mapan dan bisa mandiri, kalau kebetulan ada kebutuhan yang mendadak, aku tidak pernah meminta apalagi mengandalkan suamiku, sebagai jalan keluarnya, aku pinjam di tempat kerjaku, dan untuk membayarnya di potong dari gajiku tiap bulan, "apa mungkin benar, seperti desas - desus yang selama ini sampai ketelingaku tapi tidak pernah aku hiraukan, kalau selama ini suamiku suka main perempuan, atau bermain serong di belakangku dengan perempuan lain " perasangka -perasangka burukpun mulai bermunculan dan berkecamuk dalam fikiranku, tapi entahlah karena aku tidak menemukan jawabannya, yang aku temukan hanya rasa perih dihatiku dari luka yang terasa semakin dalam.

Ibuku muncul dari ruang tengah dan menghampiriku, beliau duduk di disampingku lalu meraih kepalaku untuk dirapatkan ke dadanya, sementara tangan kanannya mengelus - ngelus punggungku dengan lembut, dekapannnya terasa hangat, memberiku rasa nyaman, pada saat perasaanku sedang kacau, tuturnya lirih terasa sejuk di hatiku yang sedang gersang "Rin,,,,kamu sabar ya kamu harus tabah dan kuat menjalani semua cobaan ini, Tuhan itu maha penyayang ia sangat menyayangi setiap makhluknya, ia tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hambanya, ibu yakin kamu bisa, kamu mampu melewati semua ujian ini "kata -kata ibuku seperti sedikit memberiku kekuatan baru untuk menerima kenyataan pahit yang sedang aku terima, rupanya tadi diam -diam ia mendengarkan perbincanganku dengan kedua anggota polisi tadi dari ruang tengah.


 *******

Awan hitam menggelayut di langit senja, Sepertinya nanti malam hujan akan turun cukup deras, jalananpun tampak agak lengang, sudah sekitar duapuluh menit aku berdiri di trotoar jalan, tapi belum satupun angkutan kota yang lewat untuk aku stop, agar segera sampai di rumah dan bisa melepas semua kepenatanku.

tiba -tiba sebuah sepedah motor berhenti tepat di depanku, meski si pengendaranya hanya membuka kaca helemnya, aku tidak mungkin tidak mengenalinya, karena dia adalah laki -laki yang selama tiga minggu ini aku coba hubungi tapi usahaku sia -sia, nomor ponselnya selalu tidak aktif setiap kali aku mencoba menghubunginya, sudah aku coba pula bertanya pada semua teman -temannya yang aku tahu, tapi jawabannya selalu sama, mereka tidak tau keberadaan mas Ilham Suamiku itu. kini laki -laki itu tiba -tiba muncul begitu saja di hadapanku, sungguh membuatku kikuk, tidak tau harus bagaimana menghadapinya.

sepertinya mas Ilham tidak mau peduli dengan semua kebingunganku, " Rin,,,ayo naik aku mau bicara, tapi jangan disini " kata suamiku dengan nada datar, entah ini sebuah permohonan atau sebuah perintah, tidak sempat aku memikirkannya, ucapan suamiku itu seperti menghipnotisku sehingga aku pun menuruti keinginannya, Sepedah motor melaju tidak begitu kencang, kemudian belok dan berhenti di sebuah taman kota, lalu mas Ilham mengajaku untuk unduk di sebuah bangku taman di antara rimbunnya pepohonan.

Untuk beberapa saat tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut kami berdua,mas Ilham hanya memandangiku lekat -lekat dengan tatapannya yang berkaca -kaca, kedua tangannya menggenggam tanganku, sedang aku hanya menunduk tidak kuasa mengengkat wajahku, entah kenapa,, jadi ada rasa canggung pada suamiku itu, ketika sekali -kali aku mencuri -curi pandang, ada rasa iba terselip dalam perasaanku, karena melihat keadaan mas ilham suamiku, yang jauh berbeda jika di bandingkan dengan sekitar empat bulan yang lalu ketika terakhir aku melihatnya, sekarang agak kurus dan tampak tidak terurus, tidak terlihat lagi kemeja yang tersetrika rapi, yang selalu dia kenakan, yang ia kenakan sekarang hanya kaos oblong dilapisi jaket. tidak aku kulihat lagi rambutnya yang selalu rapi dan tampak kelimis, yang ada sekarang tampak kusut dan sudah agak panjang sehingga bagian pinggirnya sudah hampir menutupi telinga.

Dengan suara parau dan agak terbata -bata, suamiku bicara memecah kebisuan diatara kami " Rin,,,, ingin rasanya aku minta maaf, tapi aku rasa percuma saja, karena kesalahanku sudah terlalu banyak, sudah terlalu sering aku membuat kamu kesewa, sudah terlalu banyak janji -janji yang aku ingkari"

sejenak ia menghentikan kata -katanya seperti mencoba menguasai dirinya kembali supaya tidak terlalu terbawa perasaan, kurasakan genggaman tangannya semakin erat,  sedangkan aku tetap tidak bergeming dalam kebisuanku, dengan kepala tetap tertunduk, hanya air mataku yang menitik tidak henti, menghujani pangkuanku,

Terdengar kembali mas Ilham meneruskan kata -katanya " Aku sudah minta maaf dan bicara dengan bosku yang dulu, ia sudah mencabut tuntutannya dan bersedia menyelesaikan masalah kami dengan cara damai, asal aku besesdia mengganti semua uangnya dengan cara menyicilnya.

dan ini adala janji terakhir, segaligus permohonan terakhirku, aku berharaf kamu masih sudi memberiku kesempatan sekali lagi, dengan memberiku sedikit waktu untuk memperbaiki semua kesalahanku selama ini, dan berusaha menepati janji terakhirku, aku tidak meminta jawaban kamu, tapi suatu saat nanti aku pasti akan menemuimu kembali, dan kita bisa memulai lagi semuanya dari awal "

Setelah mengakhiri kata -katanya, aku merasakan suamiku mengendurkan genggaman tangannya, lalu melepaskannya perlahan, iapun kemudian bangkit lalu pergi meninggalkanku setelah menyampatkan diri mengecup keningku. aku hanya bisa menatap kepergiannya dengan segunung pertanyaan untuknya yang tidak sempat terungkapkan, akhirnya bayangannya hilang dari pandanganku, menyisakan hanya satu pertanyaan untuk diriku sendiri " Masih pantaskah, ia mendapat kesempatan untuk berusaha menepati janji terakhirnya?!! "






Saturday, July 13, 2013

Membuat kartu ucapan ulang tahun untuk anak -anak dengan photoshop

Jumpa lagi, Sobat,,,semoga kabarnya baik selalu.

Jika dalam tutorial photoshop sebelumnya, saya menuliskan beberapacara membuat ucapan Ulang tahun, seperti dalam postingan saya yang berjudul Membuat ucapan ulang tahun dengan photoshop dan membuat Ucapan ulang tahun bentuk Kalender, nah kali ini pun saya masih akan menuliskan cara membuat kartu ucapan selamat ultah, tapi kali ini saya akan mencoba membuatnya kartu ucapan ultahnya untuk Anak -anak, kurang lebih seperti ini gambar jadinya :


Setelah melihat gambar jadinya, sekarang kita sudah punyasedikit bayangan tentang gambar yang akan kita buat, dan bisa langsung untuk mulai membuatnya, baiklah,.... seperti biasa kita buka documen baru dengan cntl + N, silahkan atur ukurannya sesuai kebutuhan,  lalu rotate dengan memilih Image >rotate Canvas > 90 CW.






Karena kartu ucapan yang akan kita buat ini untuk anak -anak, saya pikir lebih bagus kalau saya buat warna - warni karena biasanya kalau anak kecil lebih menyukai corak yang kaya warna, untuk itu lembar kerja yang saya buat tadi, saya beri warna gradasi dan disini saya gunakan saja warna gradasi yang sudah ada atau bawaan photoshopnya yaitu warna spectrum.arah gradiennya saya gunakan linear gradien,



Setelah kita klik gradien tool di tool box trus kita klik gambar segi tiga hitam di bagian pengaturan gradien untuk memunculkan menu gradien dan setelah kita pilih warnanya, tinggal kita sapukan pada lembar kerja kita



dan lembar kerja kita pun berubah jadi warna warni


Untuk tahap berikutnya yaitu menambahkan gambar atau foto anak yang akan berulang tahun tersebut, untuk itu kita siapkan fotonya dan buka dengan photoshop kita, lalu kita sleksi untuk kita pisahkan dari background nya karena yang akan kita ambil gambar orang nya saja disini saya seleksi menggunakan pen tool,

Seperti biasa kalau kita menyeleksi mengunakan pen tool, setelah garis -garisnya tersambung klik kanan pilih make selection lalu ok dan gambar kita pun sudah terseleksi, berikutnya tinggal kita geser sambil menekan mouse dan tomnbol Cntrl (Drag) pada gambar warna warni yang sebelumnya kita buat,

Supaya gambar anak dan backgrounnya membaur, rubahlah menu Normal pada layer anak, di palet layer jadi overlay caranya tinggal klik gambar segitiga hitam kecil di samping tulisan Normal dan ketika menunya keluar tinggal pilih overlay


 Supaya gambar anak dan bekgraundnya sedikit agak terpisah, klik kanan pada gambar anak dan pilih blanding option lalu klik tulisa outer glow pada menu layer style yang muncul setelah aturannya terasa pas tinggal  klik ok


 Sekarang sobat sudah boleh menggabungkan dulu semua layernya, dengan memilih Layers > Merge visible.


Sekarang kita lanjut ke tahap berikutnya, yaitu membuat asesorisnya,...
Pertama buat dulu documen baru dengan Cntrl +N biar lebih mudah, lalu copy layer dengan memilih Layer > New > layer via copy ( Cntrl J). kemudian pada layer copy kita buat gambar bulat  menggunakan eliptical marque tool, beri warna dngan bucket tool, warnanya bebas asal jangan hitam atau putih, karena nanti juga akan kita rubah, dan jangan hilangkan dulu garis seleksinya kita klik dulu Selec > Inverse, lalu tekan tombol delete,

Selanjutnya ulangi lagi langkah yang tadi dari mulai mengcopy layer, tapi kali ini gunakan Ractangular marquee tool di tool box sobat sehingga sobat memiliki gambar segi empat dengan layer terpisah juga, kemudian lakukan langkah seperti sebelumnya.

Yang seterusnya copy saja gambar kotak yang  baru kita buat, lalu kita rubah bentuk gambarnya satu persatu dengan klik kanan pada gambar lalu pilih free transporm lalu klik kanan sekali lagi dan pilih wrap, dan silahkan rubah bentuknya jadi seperti ini


lalu klik kanan pada gambar bulat yang nantinya saya maksud untuk membuatgambar balon, pilih blanding option dan gunakan pengaturan drop shadow dan inner shadowpada menu layer style yang muncul



Dan klik kanan juga pada gambar  segi empatnya , lalu gunakan juga menu blanding option, pada menu layer style nya klik untuk mengatur Drop shadow, dan iner bevelnya ...



silahkan  coba rubah -rubah dan lihat efeknya pada gambar kita, sehingga hasilnya kita memiliki tiga bentuk gambar seperti ini dengan layer terpisah,,,


selanjutnya kita drag gambar ketiga bentuk gambar tersebut, gambar kartu ucapan yang sebelumnya telah kiata buat, lalu perbanyak dengan men copynya, untuk memperkecil ukurannya supaya pas gunakan Move tool,,,sehingga kita bisa menyusunnya seperti pada gambar berikut :


setelah kita copy dan tersusun seperti gambar di atas, sekarang kita rubah warnanya satu persatu supaya tampak lebih menarik, caranya kita hidupkan layer gambar yang akan kita rubah, kalau merasa bingung dengan layer - layer yang berderet di pallet layer, biar simpel klik aja gambar yang akan kita rubah warnanya sambil menekan tombol Cntrl, dan otomatis layer gambar yang kita klik yang hidup,

cara merubah warnanya, tinggal pilih : Image > Adjusment > Hue / Saturation,   lalu silahkan geser pengaturah hue, saturasi dan lightnesnya, sambil lihat efeknya pada gambarnya



sampai warna -warnanya jadi berubah seperti gambar ini :

  Biar tidak puyeng karena banyak layer berderet di palet layer, sekarang sobat sudah biasa gabunginb lagi layer -layernya seperti cara di atas,

dan gambar kita pun sudah hampir jadi, kita tinggal memberinya teks dengan menggunakan Type tool (T) di toolbox kita, silahkan sobat atur type ukuran serta warna hurufnya, sesuai selera sobat, untuk membuat tali pada gambar balonnya tinggal gunakan Brush tool, opacity dan ukuran diameternya bisa sobat atur supaya agak kecil,dan goreskan aja seperti menggambar menggunakan pensil.



Dan gambar kita pun sudah jadi ini dia hasil akhirnya :


Sekian dulu postingan saya kali ini, Semoga bermanfaat,....

Monday, July 1, 2013

Membuat bingkai foto bermotif bunga dengan photoshop


Jumpa lagi sobat, postingan saya kali ini masih meneruskan postingan saya yang sebelumnya yaitu membuat bingkai foto, kalau sebelumnya saya menggambar bingkai dengan tekstur kayu kali ini saya akan mencoba membuatnya dengan motif bunga, kira -kira seperti ini hasil sudah jadinya :



Sebenarnya dalam membuatnya pun langkah - langkahnya hampir sama dengan sebelumnya, seperti biasa kita buat dokumen baru dengan cntrl + N cuman kali ini untuk warnanya bebas saja, karena nantinya akan tertutub dengan gambar bunganya,dan untuk mengaktifkan layernya, jika sebelumnya kita meng copy layer supaya punya layer baru sekarang kita coba cara kedua yaitu membuka kuncinya, caranya klik dua kali gambar gembok kunci yang ada pada gambar layer di palet layer, kenudian setelah muncul menu New layer langsung aja klik OK, dan layer kita pun akan aktif.

 langkah berikutnya, gunakan Rectangular marqueetool, lalu tekan Delet supaya tengan  gambar kita terhapus dan gambar bingkainya terbentuk, hilangkan seleksinya dengan memilih Selec > DEselek atau (Cntrl + D)



sekarang kita buat gambar kita tampak tiga dimensi dengan klik kanan pada gambar lalu pilih blanding Option, dan klik tulisan bevell and Emboos pada menu blanding option kita, lalu atur nilai size dan deft yanya sambil melihat efek pada gambarnya,



sekarang kita buka gambar bunga yang akan kita jadikan motif bingkainya,,,silahkan sobat mau gunakan stok gambar sendiri atau browsing di google juga banyak bangt, tapi usahakan gunakan gambar yang merupakan kumpulan dari bunga -bunga kecil supaya lebih tampak bagus dipasangnya seperti gambar -gambar ini misalnya



Setelah kita buka gambar bunganya dengan photoshop kita, tinggal kita gabungin saja dengan menyeretnya ke gambar bingkai yang tadi kita buat, sambil menekan Cntrl (Drag),


setelah itu atur supaya gambar bunga berada diatas gambar bingkainya sehingga menutupi semua bagian gambarnya,  lalu pada palet layer pastikan layer yang aktif adalah layer gambar bunganya dan klik kanan pada layer gambar bunga tersebut lalu pilih Creatte clipping mask,


dan hasilnya gambar bingkai kita telah berubah menjadi bermotif bunga



Supaya gambar bingkai kita tidak tampak lebih menarik, kita tambahkan juga variasi menggunakan gambar bunga yang lain, soba bisa blowsing di google usahakan cari yang gambarbunganya memiliki latar belakang polos supaya lebih cepat dan gampang menyeleksinya, misalnya seperti yang saya gunakan disini, setelah gambarnya kita buka dengan photoshop, kemudian kita seleksi menggunakan magic tool,



 Klik Select > Inverse, supaya yang terseleksi adalah gambar bunganya, lalu drag ke gembar bingkainya


Gunakan move tool untuk mengecilkan ukuran dan mengatur posisinya, setelah merasa pas tinggal gabungkan saja semua layernya dengan memilih Layers > Marge visible, dan gambar bingkai foto bermotif bunga yang kita buatpun sudah jadi, bisa kita save file nya supaya jika nanti kita butuh tinggak langsung kita gunakan dengan langsung mendragnya kedalam foto kita yang mau kita pakaikan bingkai


sekian dulu dari saya, sampai bertemu lagi di postingan berikutnya.

Wednesday, June 26, 2013

Membuat bingkai tekstur kayu dengan photoshop


Jumpa lagi sobat, semoga kabarnya baik selalu,,,kali ini saya akan mencoba membuat gambar sederhana, yaitu bingkai atau mungkin lebih akrab kita menyebutnya frame, kali ini saya akan menggambarnya dengan bertekstur kayu yang akan saya buat dengan menggunakan photoshop, seperti ini hasil sudah jadinya :


Baiklah sekarang tidak usah banyak basa - basi lagi kita mulai saja menggambarnya dengan membuat file baru menggunakan Cntrl +N pada photoshop kita, dan silahkan atur ukurannya sesuai kebutuhan sobat.

setelah itu kita bisa menghidupkan layer dokument kita yang terkunci yaitu dengan cara mengklik dua kali gambar kunci yang ada pada layer di palet layer lalu klik Ok pada menu yang muncul, atau bisa juga dengan meng copy layer sehingga kita mempunyai layer baru yang tidak terkunci, di sini saya copy saja layernya dengan mengklik layer > New > layer via copy.

Seterusnya kita warnai, layer copy itu dengan menggunakan paint bucket tool tentunya setelah merubah set foreground kita dengan waarna yang kita inginkan, dan disini karena kita akan menggambar tekstur kayu tentunya saya kasih warna coklat.



Sekarang kita mulai menggambar bentuk bingkainya, pertama kita gunakan rectangular marque tool,di tengah lembar dokumen yang tadi kita buat dan sudah kita warnai, kemudian tekan tombol Delet, sehingga tengahnya terhapus.

Gambar bigkainya sudah mulai terlihat sobat, sekarang kita tinggal menjadikan gambar bingkai itu bertekstur kayu, disini kita bisa memanfaatkan filter pada photoshop kita dan yang akan kita gunakan kali ini adalah dengan meng klik Filter > Render > fibers, tapi sebelumnya kita harus merubah warna set foreground dan set background di tool box kita dengan warna coklat gelap dan coklat terang supaya gambar tekstur kayu kita lebih nampak, setelah muncul menu filter rendernya silahkan sobat coba -coba geser saja pengaturan nilai varience dan strength nya, klik -klik juga randommize nya dan lihat efeknya...setelah merasa sudah sesuai keinginan sobat baru klik OK, 



 kita telah berhasil membuat gambar tekstur kayunya, untuk selanjutnya kita buat dulu gambar kita menjadi tampak tiga dimensi, kita klik kanan dan gunakan blanding option, lalu pada menu blanding option kita klik tulisan Bevel and Emboss dan atur nilai size dan defth nya...sehingga gambar kita tidak terlihat datar



Sekarang kita buat contour pada gambar kita, dengan mengklik tulisan contour pada menu blanding option kita,



dan silahkan coba jajal semua pilihan contour yang ada dengan meng klik gambar segitiga hitam pada kotak kecil untuk memunculkan gambar pilihan contournya, dan tentunya tiap gambar memiliki efek yang berbeda pada gambar kita, kita bisa menyimpan file PSD kita ini, supaya nanti jika membutuhkannya kita tinggal menggunakannya tidak harus membuatnya lagi,  selanjutnya kita tinggal menggunakannya pada foto kita yang akan kita pakaikan bingkai, dengan cara mendragnya yaitu menahan klik kiri sambil menekan tombol cntrl pada key board kita dan menggesernya pada foto kita untuk mengngatur posisinya supaya pas gunakan move tool,,,setelah kira - kira pas gabungkan layer - layernya dengan Layers > Merge visible



Gambar bingkai bertekstur kayu yang kita buat pun sudah selesai, ini dia gambar dengan motif contour yang berbeda :




 

Atau bisa juga kita menggabungkankannya dengan teksture yang tersedia di menu blanding optios photoshop kita, kita tinggal mengklik tulisan tekstur dibawah tulisan contour tersebut dan memilih pilihan teksture yang kita sukai, seperti ini salah satu contohnya :


Cukup sampai di sini dulu ya sobat, tutorial sederhana saya kali ini,,,,SALAM

Sunday, June 16, 2013

Dongeng : KISAH TABIB PENGEMBARA (Bagian 2 )


Rupanya Mentari sudah mulai agak bersahabat, sinarnya agak sedikit meredup tidak terlalu terik seperti sebelumnya. Dijalanan kampung yang sedikit terjal dan pinggir -pinggirnya banyak ditumbuhi rumput -rumput liar itu, mereka berdua berjalan dengan santai, sesekali terdengar  suara tawa diantara obrolan mereka.

" Maaf tuan, Tuan begitu hebat dalam ilmu mengobati pengobatan, pastilah saat tuan masih muda, tuan berguru pada seorang tabib yang hebat dan terkenal seperti tuan sekarang, kalau boleh saya tahu siapa nama atau julukan guru tuana tersebut?,...." tanya si pelayan pada si Tabib.

Mendengar pertanyaan si pelayan, Si Tabib  hanya tersenyum dan berkata pada si pelayan " Tidak, aku tidak pernah belajar cara mengobati atau berguru pada siapapun" jawab si Tabib enteng

Si pelayan mengernyitkan keningnya karena tidak begitu paham dengan jawaban si tabib, ia pun bertanya kembali " Apa maksud tuan dengan tidak pernah belajar,..."


******


Si tabibpun mulai menceritakan kisah hidupnya, dan bagaimana awal mula dia bisa mengobati orang yang sakit,
"Masa mudaku, bisa di bilang merupakan lembaran paling suram dari catatan perjalanan hidupku, saat aku seusiamu aku sudah menjadi perampok yang sangat ditakuti di daerah asalku, mungkin karena kebengisanku, karena saat itu aku sama sekali tidak kenal dengan yang namanya rasa kasihan juga rasa takut, siapapun yang berani melawanku, maka nyawa mereka yang akan jadi taruhannya, tapi kemudian kejadian itu merubah jalan hidupku " si tabib menghentikan ceritanya sejenak untuk menghela napas panjang, seolah berusaha melepaskan beban dari bayangan masa lalu kehidupannya yang kelabu, setelah sejenak melirik ke arah si pelayan yang tampak penasaran, ia kembali meneruskan kisahnya
 " Pagi itu aku berniat pulang ketempat persembunyianku di sebuah Goa yang berada di tengah - tengah hutan, sehabis menjarah sebuah desa, karena aku merasa lelah setelah merampok dan berjalan hampir semalaman, sesampainya di tepi hutan aku putuskan untuk beristirahat dulu sebentar.

waktu itu aku sedang duduk beristirahat di atas sebuah batu, tiba - tiba aku mendengar suara yang tertawa, suaranya terdengan nyaring dan berulang sampai beberapa kali, tentu saja aku merasa marah dan dan tersinggung, karena aku pikir suara itu di tujukan untuk meledekku, tapi ketika aku melihat -lihat ke sekelilingku, ternyata tidak ada manusia di tempat itu kecuali aku, aku pun sesumbar menantang orang yang berani menertawakanku itu, berharap orang itu mau menampakan diri,

tapi benar benar di luar dugaanku, karena ternyata yang menertawakanku itu bukanlah manusia, melainkan hanya seekor burung kecil, burung itu terbang mendekat dan bertengger disalah satu ranting pohon yang tidak jauh dari tempat aku berdiri, dan tidak hanya itu, kekagetanku bertambah ketika ketika aku tahu kalau burung kecil yang memiliki warna bulu sangat indah itu juga bisa bicara layaknya manusia, dia bicara kepadaku dengan suara nyaringnya;
" Hai manusia,,,kenapa kau harus merasa tersinggung ketika aku menertawakanmu, bukankah kau memang pangtas untuk di terwakan? "

Waktu itu, dengan berang aku aku bertanya pada burung kecil itu "Apa maksudmu burung sialan, apa kau ingin aku bunuh!?...."

Burung kecil itupun kembali bicara, menimpali kata - kataku, dari suaranya yang lantang aku tidak merasakan ada rasa takut sedikitpun pada burung itu, meskipun aku mengancamnya " Hai manusia, Aku diciptakan hanya sebagai burung kecil, tapi aku masih bisa memberi manfaat pada makhluk lainnya, setidaknya aku masih bisa membuat manusia merasa senang ketika mendengar kicauan merduku saat pagi hari, tapi lihat dirimu apa manfaatmu untuk yang lain, yang kamu lakukan selama ini hanya membawa kerugian dan kesengsaraan bagi manusia lainnya"  kata burung itu sambil terbang meninggalkanku dan hilang diantara rimbunnya dedaunan.


Setelah kejadian aneh itu, entah kenapa hatiku tidak pernah bisa tenang, aku selalu merasa gelisah, ucapan burung kecil itu seperti terus menghantuiku dan terus mengiang di telingaku,

Sejak saat itu, aku putuskan untuk berhenti merampok, semua harta hasil rampokanku yang aku kumpulkan di Goa tempat persembunyianku, aku bagi - bagikan pada orang - orang miskin di kampung - kampung yang pernah aku rampok, sampai habis tidak tersisa sedikitpun, tapi hatiku tetap saja diselimuti keresahan dan kegelisahan,

hampir dua tahun aku tidak keluar dari hutan itu, aku hanya memakan apa saja yang tersedia didalam hutan itu, siang malam yang aku lakukan hanya memohon, berharaf yang maha kuasa masih mau memaafkan kesalahku yang menggunung, dan aku berharaf yang maha kuasa masih berkenan, menjadikanku orang yang biasa memberi banyak manfaat pada makhluk lain dalam sisa umurku.

Sampai pada suatu hari, aku sedang mencari buah - buahan untuk persediaan makananku, tanpa sengaja aku terpeleset dan jatuh dari tebing yang sangat tinggi, aku tidak tahu entah berapa lama aku tidak sadarkan diri, yang aku ingat, ketika aku tersadar, kakiku terasa sangat sakit dan tidak bisa di gerakan, mungkin tulang- tulangnya patah, saat itu yang ada dalam benaku, itulah saat dimana aku akan segera sampai pada ajalku, aku tahu persis, di hutan itu tidak ada manusia lain selain diriku, jadi tidak mungkin ada yang bisa menolongku. tapi tiba - tiba aku mencium aroma harum yang semerbak, ternyata berasal dari bagian kakiku yang terluka, karena terdorong rasa penasaran, aku coba untuk memegang kakiku, dan sungguh ajaib ketika tanganku menyentuh kakiku, rasa sakitnya tiba - tiba hilang dan kakiku sembuh seperti sedia kala.

Sejak saat itu, setiap ada binatang yang sedang sakit atau terluka disekelilingku, hidungku akan mencium aroma wangi yang semerbak dan aku bisa menyembuhkannya hanya dengan menyentuhnya dengan tanganku, tapi jika di sekelilingku ada benda atau apapun yang di dapatkan dengan cara yang tidak baik maka hidungku akan mencium bau busuk yang menyengat.

Akhirnya aku putuskan untuk keluar dari hutan itu dan mengembara, agar aku bisa mengobati banyak orang dan memberi manfaat pada mahluk lain, seperti keinginanku" 

Si tabib mengakhiri ceritanya sambil tersenyum pada si pelayan yang tampak kagum mendengar kisah perjalanan hidupnya, si pelayan pun berkata " ternyata kisah hidup tuan benar - benar hebat, dan setelah menyimak cerita  tuan, dan semua rasa penasaran saya sekarang terjawab sudah, kenapa tuan tidak mau memakan jamuan dan tinggal berlama -lama dirumah majikan saya  pasti karena tuan mencium bau busuk dan tuan merasa tidak nyaman, karena memang majikan saya itu, mengumpulkan harta kekayaannya, dengan cara menjadi Lintah darat dan menindas orang - orang yang memang sudah susah, tapi kalau tuan tahu kalau majikan saya bukan orang baik, kenapa tuan masih mau menolong majikan saya dengan cara mengobatinya hingga sembuh?,...." tanya si pelayan pada si tabib.

" Siapapun dia, tidak peduli teman atau musuh kita, orang yang kita suka atau tidak kita suka, orang yang menyukai kita atau yang membenci kita, jika membutuhkan pertolongan kita dan kita mampu untuk memberi pertolongan, sudah jadi kewajiban kita untuk menolongnya, karena apapun yang kita miliki hanyalah titipan yang maha kuasa yang harus kita gunakan sebagaimana harusnya, soal dia orang baik atau bukan, itu tanggung jawab dirinya sendiri" Si tabib menjelaskan alasannya.

*****

tanpa terasa mereka sudah sampai di batas kampung, merekapun berpisah, si tabib kembali meneruskan perjalanan panjangnya, sedang si pelayan kembali kerumah majikannya dengan membawa segudang kekaguman pada laki -laki sederhana yang baru saja berpisah dengannya di batas kampung, ia juga merasa beruntung karena telah mengenal dan mendapat pelajaran berharga dari kisah hidup sang Tabib Pengembara.





                                                                                           ( SELESAI )




Saturday, June 15, 2013

Lembah jiwa

Dasar lembah ini,....
Terlalu curam, terlalu dalam
Terlalu gelap, terlalu pengap
Di dasar lembah ini,....
Angin tak lagi berbisik
Bayangan mundur menjauh

Aku terjebak,......
Di kedalaman lembah jiwa
Bersama detak jantung dan hembusan nafas
Hasrat, rasa, cipta
Membaur, pudar lalu sirna

Ketika kucoba jujur pada nurani
Damai mulai
membungkusku
Cahaya putih itu terasa begitu dekat
Bahkan tidak dapat kutemukan jarak