Gunung - gunung yang tinggi menjulang, seperti mengelilingi, puncak - puncaknya seolah hendak menembus langit biru. hamparan sawah dan ladang terlihat hijau, dihiasi sungai - sungai yang jika dilihat dari jauh, tampak seperti garis - garis yang sengaja diukir untuk menyempurnakan keelokannya, sungguh keindahan alam yang tiada taranya, benar - benar maha karya sang Maha pencipta.
Sebuah negeri yang beruntung. negeri yang tidak hanya dianugrahi keindahan alam yang luar biasa, tapi juga kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya, mereka hidup tentram dengan hasil bumi yang melimpah ruah. sehingga mereka sangat mencintai dan menghorati junjungan mereka, Raja agung penguasa negri tersebut, Seorang raja yang adil bijaksana, yang selalu peduli dengan nasib rakyatnya dan selalu berusaha melindungi mereka, sehingga semua rakyatnya dapat hidup makmur, tentram, jauh dari rasa khawatir dan ketakutan,
Selain Raja mereka, mereka juga sangat menyayangi dan menaruh harapan besar pada Putra mahkota junjungan mereka. Sang Pangeran, pewaris tunggal kerajaan, yang suatu hari nanti akan jadi raja mereka menggantikan ayahnya, mereka sangat menyukai sifat dan perangai pangeran yang meskipun masih muda tapi sudah memiliki sifat yang muliya, ia benar -benar mewarisi sipat ayahnya, meskipun seorang calon raja agung di negri itu tapi ia tidak memiliki sipat angkuh apalagi sombong, dia sangat rendah hati dan peduli pada rakyat, sering kali dia sengaja berkeliling langsung ke pelosok - pelosok negri, untuk berjumpa langsung dengan rakyat ayahnya itu, ia langsung mnemui mereka ketika berada di ladang atau di pasar -pasar dan menanyakan langsung setiap keluhan mereka, , dengan tujuan supaya bisa tahu pasti setiap permasalahan yang sedang mereka hadapi dan bisa membantu mencarikan jalan keluarnya yang terbaik, sehingga rakyat jelata sekalipun tidak perlu merasa segan mengadukan keluhan mereka pada sang putra mahkota, yang jdi panutan mereka.
Tidak heran kalo kehebatan negri itu sangat termasyhur sampai ke negri - negri lain, Raja mereka pun sangat dihormati dan disegani oleh raja - raja dari negri lain, sehingga negri itu menjadi tujuan para pelancong dari negri - negri tetangga, dengan membawa tujuan yang bermacam - macam, ada yang hanya sekedar melancong saja ada juga yang pumya keperluan berdagang. Negri itu benar - benar sebuah negri impian.
*****
Pagi itu Sang Raja memanggil putra kesayangannya untuk segera menghadap kepadanya, tidak lama kemudian Sang Pangeranpun sudah terlihat duduk bersimpuh di hadapan ayahnya, didampingi pengawal setianya, Terdengar pangeran berbicara pada ayahnya
"Maap ayahanda,,, ada apa gerangan sehingga ayahanda memanggil Ananda untuk segera menghadap"
"benar anakku,, aku memanggilmu kehadapanku karena aku akan memberikanmu tugas yang sangat penting" ujar Sang Raja.
"baiklah Ayahanda, tugas apa yang harus Ananda lakukan,,Ananda pasti segera melaksanakannya" jawab pangeran
Sang Raja, tersenyum merasa senang dengan sikap anaknya yang selalu setia dan patuh kepadanya, tidak cuma itu, dia juga selalu berhasil menjalankan tugas yang diembannya dengan baik.
kemudian beliau meneruskan kata - katanya "Anaku ,,,Aku ingin kau pergi kehutan di sebelah selatan kerajaan, carilah seekor Kijang yang pada lehernya memiliki bulu dengan warna kuning keemasan yang bentuknya melingkar seperti kalung, jika kau sudah menemukannya , bunuh dan bawa kulitnya kepadaku, tapi ingat kau hanya boleh membunuh satu ekor kijang yang cirinya tadi ayah sebutkan, tidak boleh lebih dari satu"
"baiklah ayahanda,,,Sekarang ananda mohon pamit, untuk segera melaksanakan titah Ayahanda" pangeran pun undur diri dari hadapan ayahnya.
*****
Dengan di dampingi pengawal setia yang slalu mendampinginya kemanapun ia pergi, Sang pangeran berangkat untuk melaksanakan tugas dari Sang Raja, namun ternyata untuk menemukan Kijang dengan ciri -ciri khusus yang mereka cari itu sangatlah tidak mudah, memang banyak sekali Kijang yang mereka temui yang hidup di hutan tersebut, tapi ciri -cirinya tidak ada yang sesuai dengan yang di sebutkan oleh Sang Raja,
Hampir saja mereka putus asa dan menghentikan usaha mereka, tapi rupanya keberuntungan masih berpihak pada mereka berdua, setelah beberapa hari mereka menelusuri setiap sudut hutan itu , akhirnya mereka menemukan Seekor Kijang yang memiliki ciri sama persis seperti yang di gambarkan Sang Raja, bisa dibayangkan alangkah girangnya perasaan mereka. Merekapun mengendap - ngendap dengan sangat perlahan dah hati - hati diantara rumpun dan ilalang, supaya bisa lebih dekat dengan Kijang itu dan bisa memanahnya dari jarak yang pas, rupanya mereka berhasil,sekarang mereka sudah berjongkok di balik rumpun dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari Kijang yang sedang asik merumput tanpa menyadari ada dua manusia yang sedang mengincar nyawanya.
Pangeran sudah merentangkan busurnya dan anak panahnya sudah siap untuk di lepaskan, sekali saja anak panah itu di lepas maka pasti akan langsung melesat dan menancap pada sasarannya, tidak mungkin meleset, karena seantero negeri juga sudah tahu kalau pangeran panutan mereka itu sangat piawai dalam menggunakan berbagai senjata terutama panah, tapi entah kenapa tiba -tiba saja pangeran mengurungkan niatnya, bahkan ia kembali menyarungkan busur dan anak panahnya.
Si pengawal merasa heran dan bertanya pada pangeran " Maap tuanku , kenapa tuanku tidak jadi memanah Kijang itu , padahal tuanku pangeran hanya tinggal melapaskan anak panahnya, dan pasti kijang itu akan langsung tersungkur di tanah"
"Tidak aku tidak bisa membunuh Kijang itu, lebih baik sekarang kita pulang dan kembali ke Istana" jawab pangeran.
meski tidak mengerti dengan yang dilakukan tuannya itu si pengawal tidak berani membantah, mereka langsung pulang kembali keistana dengan tangan kosong, dan merekapun langsung menghadap Sang Raja.
setelah mereka berada dihadapan sang Raja, terdengar sang Raja bertanya pada pengawal, "Pengawal,,,,kenapa kalian pulang dengan tangan kosong, apa kalian tidak berhasil menemukan Kijang dengan ciri yang aku sebutkan,,,??"
Dengan kepala tertunduk karena merasa segan dengan kewibawaan sang Raja, si pengawalpun menjawab "maapkan hamba paduka Raja,,,,hamba dan tuanku Pangeran, berhasil menemukan Kijang dengan ciri - ciri yang baginda sebutkan, tapi ketika tuanku pangeran hendak memanahnya, beliau tiba - tiba saja mengurungkan niatnya, entah kenapa sebabnya hamba juga tidak mengerti"
Sekarang giliran Sang Raja bertanya pada pangeran, " Anaku ,,,,Apa benar seperti yang dikatakan Pengawal,,,,dan jika itu benar apa alasannya,,,??"
Pangeranpun segera menjawab pertanyaan ayahandanya itu, " Benar Ayahanda,, seperti yang dikatakan oleh paman Pengawal,,,dan sekali lagi Ananda minta maap, karena tidak bisa menjalankan perintah Ayahanda untuk membunuh Kijang itu, alasannya ,, seperti kata Ayahanda, Ananda hanya boleh membunuh Satu ekor kijang dengan ciri yang Ayahanda sebutkan dan tidak boleh lebih dari satu, tapi ketika Ananda hendak memanah Kijang itu Ananda melihat kalau Kijang itu adalah Kijang betina yang memiliki dua ekor anak yang masih menyusu, jadi jika Ananada meneruskan niat Ananda untuk memanah Kijang itu maka secara tidak langsung Ananda akan membunuh tiga ekor kijang di hutan itu, sebab kedua anak kijang itu juga pasti akan mati karena induk yang menyusuinya Ananda bunuh"
Mendengar penjelasan Sang pangeran, Sang raja terlihat tersenyum puas, ia merasa sangat senang dan bangga dengan putra kesayangannya yang akan menjadi penerus tahtanya itu, kemudian beliau berujar " Kau lulus anaku,,,,sebenarnya aku sudah tahu semuanya sejak awal, aku hanya mengujimu dan ternyata kau lulus, kau sudah pantas menjadi penggantiku untuk memimpin negri ini, dan aku akan segera menobatkanmu, dan kau harus selalu mengingat pelajaran ini selamanya, agar dalam setiap kau mengambil keputusan, kau akan selalu mempertimbangkan dulu baik buruk akibatnya untuk rakyatmu.
*****
Akhirnya Sang pangeranpun meneruskan ayahandanya menjadi Raja agung di negri itu, diapun menjadi raja yang adil dan bijaksana sehingga dicintai semua rakyat dan pejabat - pejabat bawahannya. Dan negri itupun bertambah kemakmurannya dibawah kepemimpinan Raja muda mereka.